Showing posts with label JawaTengah. Show all posts
Showing posts with label JawaTengah. Show all posts
Monday, April 16, 2012
PENDAKIAN GUNUNG SLAMET VIA KALIGUA
Gunung
Slamet merupakan gunung yang terletak di 5 kabupaten yaitu kabupaten
Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes. Gunung Slamet
merupakan gunung tertinggi kedua se- pulau Jawa setelah Gunung Semeru.
Gunung Slamet memiliki ketinggian 3428 m dpl. Untuk mencapai puncak
Gunung Slamet dapat di tempuh melalui beberapa jalur, yaitu Jalur Barat
Bumiayu, Kaliwadas dan Brebes Kali Gua, jalur timur Purbalingga,
Bambangan, jalur Selatan Purwokerto, Baturaden.Untuk Pendakian ini saya
menggunakan Jalur Kali Gua, jalur yang jarang digunakan para pendaki,
karena memang akses kesananya susah.
Pendakian kali ini saya ikut acara Pendakian Massal FKPAB (Forum
Komunikasi Pecinta Alam Brebes). Berangkat dari basecamp FKPAB jam 09.00
mengendarai truk, bersama satu rombongan 40 orang. Setelah 3 jam
perjalanan kami tiba dirumah kuncen jalur Kali Gua, karena saat itu pas
hari jum’at maka kami pun rame-rame ke masjid, ibadah shalat jum’at
terlebih dahulu. Jam 13.00 kami balilk kerumah kuncen buat nyusun
strategi pendakian, sekalian mempersiapkan perbekalan buat pendakian.
Jam 13.30 kami satu rombongan melanjutkan perjalanan dengan truk yang
beda dari keberangkatan awal, karena truk yang pertama gak kuat di
tanjakan menuju Pos 1. Jadi terpaksa kami ganti truk. Dengan jalan
tanjakan berbatu dan kanan kiri terlihat kebun teh yang sangat luas.
Pukul 14.30 kami sudah sampai di Pos 1, Pos…Pos itu ada bangunannya dan
masi dikelilingai kebun teh, pos yang biasa digunakan istirahat para
pemetik teh. Karena memang masih ujan deras kami gak bisa langsung
jalan, setelah ujan agak reda, tp masi gerimis, jadi kami jalan sambil
pakai ponco atau raincoat masing2. Dengan jalan yang licin , dan
nanjak, jadi jalan sambil kepleset-pleset,kadang jatuh juga. Setelah 30
menit jalan kami sampai di Rawa 1, jadi terpaksa saya lepas sepatu biar
sepatu gak kemasukan lumpur, pertama kali kaki masuk rawa emang
kedalaman masi sampai mata kaki, tp setelah jalan beberapa langkah saya
kejebak sampai kedalaman pangkal paha saya, jadi celana jin sampai
tertutup lumpur. Penyebrangan rawa hanya berjarak sekitar 50m, setelah
50 m jalan , kami pun sudah kembali ke trek yang biasa. 30 menit jalan
dengan suasana hutan basah, kami sampai di Rawa 2, beruntung waktu
pendakian rawa ini kering, jadi kami bisa lewat tanpa lepas sepatu
lagi,,hhe, rawa 2 ini lebih kecil dari pada rawa 1,jadi nyebrang lebih
cepet. Beberapa menit jalan kami sudah sampai di Rawa 3, ini merupakan
rawa terkahir, dan lagi-lagi kami beruntung keadaan Rawa 3 kering, jadi
gak perlu repot2 lagi buat nyebrang. Tujuan kami berikutnya menuju
tempat camp, yaitu di sumur penganten, sampai di sumur penganten masih
pukul 17.00, kami disana tidak mendirikan tenda karena memang di sana
ada mushola dan bangunan yang Cuma beratap genteng tanpa dinding, dan
beralas plesteran semen, biasanya dipake bermalam para peziarah. Kami
memutuskan bermalam di sendang Penganten karena memang tempatnya yang
luas dan ada sumber air, tapi beberapa teman memutuskan untuk bermalam
di pertemuan jalur kaliwadas dan kali gua dekat jembatan, di situ hanya
bisa berdiri sekitar 2 tenda dan juga ada sumber air.
Pagi kami lanjut pukul 08.00, kami menuju pertemuan jalur kaliwadas dan kaligua, atau disebut Pos 1 (Taman Wlingi).
Sumber mata air terakhir di Taman Wlingi, jadi kami mengisi perbekalan
minum sampai esok turun puncak. Kami melanjutkan perjalanan menuju Pos 2
(Anjatan Dawa 1). Vegetasi selama perjalanan hutan lembab, kadang juga
di sebelah kiri kanan jalan ada tumbuhan penyengat, (jelatang), .1 jam
jalan kami sudah sampai di Pos 2 (Anjatan Dawa 1). Di Pos ini kami
bertemu dengan pendaki dari Purwokerto tepatnya Mapala UPL, yang
berangkat dari jalur Kaliwadas. Kami lanjutkan perjalanan menuju Pos 3
(Anjatan Dawa 2), waktu tempuh 2 jam perjalanan. Di Pos ini kami
langsung buka peralatan masak (ngopi2 dulu,,hhe). Setelah badan fit
kembali, kami lanjutkan perjalanan ke Pos 4 (Samyang Klakah),.
Perjalanan pun kami lanjutkan ke Pos berikutnya yaitu Pos 5 ( Samyang
Wenah), waktu tempuh 1 jam 30 menit, Karena waktu memang sudah sore jadi
tanpa beristirahat kami langsung melanjutkan perjalanan ke tempat camp,
di bawah plawangan. Sampai tempat camp pukul 16.30 Tempat camp cukup
luas, bisa berdiri sekitar 8 tenda. Tempat ini lah yang kami buat
bermalam sebelum esok hari siap summit ke puncak, tenda yang saya pakai
berkapasitas 6 orang, Cuma tidurnya agak b’desak-desakan,krena orangnya
gedhe-gedhe, yang kecil Cuma saya. Tenda yang kami pakaipun kurang
safety, waktu malam ujan deres, dan tenda bocor, jadi mau gak mau kami
tidur sambil basah-basah dikit,,hhe. Kami bangun jam 06.00, beberapa
teman uda berangkat kepuncak duluan, kami ber 5 nyusul dibelakang. Jalan
trek ke puncak batu, kerikil dan pasir , 2 jam berjalan akhirnya kami
sampai juga di puncak, dari puncak terlihat gunung ciremai yang
diselimuti awan, kawah gunung Slamet, kota Brebes dan Tegal. Dipuncak
kami pun tidak lama-lama karena memang sudah panas, jadi kami langsung
bertolak ke tempat camp. Sesampainya di tempat camp kami langsung
packing dan siap balik ke Pos awal tempat kami turun dari truk di kebun
teh. Pukul 15.00 kami sudah nyampe Pos pemberangkatan, truk pun sudah
menunggu disana. Semua barang dimasukkan kedalam truk, terus lanjut
perjalanan pulang ke basecamp FKPAB. Pendakian pun the end..
Sunday, February 26, 2012
Jalur Pendakian Gunung Merapi via Selo
Jalur Selo adalah jalur yang sering dipakai pendaki untuk mendaki di gunung merapi. Karena jalur ini pendek dan lebih aman. Untuk mencapai desa selo dari muntilan dapat ditempuh dengan waktu 1 jam dengan menggunakan bus jurusan boyolali. selanjutnya dari selo menuju basecamp dapat di tempuh dengan waktu 30 menit. basecamp berada di desa plalangan, desa lencoh, kecamatan selo, kabupaten boyolali. perjalanan dari plalangan menuju pondok pendaki ditempuh selama 15 menit, melalui jalan aspal.
Pondok Pendaki - Pos 1
dapat ditempuh dengan waktu 35 menit, melalui perkebunan tembakau dan kol untuk kemudian memasuki hutan pinus.Mendekati Pos 1 kita akan melewati batu - batu besar.
Pos 1 - Pos 2
Dengan waktu tempuh 1 jam, dengan medan bebatuan yang terjal, dengan angin yang kencang. Dari pos 2 kita dapat menikmati pemandangan kota boyolali.
Pos 2 - Watu Gajah
dengan waktu tempuh 15 menit, dengan medan bebatuan. Disebut dengan watu gajah karena, batu besar menyerupai bentuk gajah.
Watu Gajah - Pasar Bubrah
dari watu gajah kepasar bubrah waktu tempuh 15 menit, dengan jalur yang datar dan berbatu. Dipasar bubrah biasanya dibuat tempat camp para pendaki sebelum mencapai puncak. biasanya para pendaki naek ke puncak pada waktu dini akhir, untuk dapat melihat matahari terbit dari puncak merapi.
Pasar Bubrah - Puncak
dapat ditempuh dengan waktu 1 jam, dengan medan yang menanjak dan berbatu. Di jalur ini diharuskan pendaki pintar memilih batu yang digunakan pijakan, karena kalau salah pijakan, batu tersebut bisa longsor.
Jalur Pendakian Gn Sumbing via Garung
Jalur Garung
Rute
|
Kendaraan
|
Waktu
Tempuh
|
Wonosobo – Garung
|
Bus
|
45 menit
|
Temanggung – Garung
|
Bus
|
1 Jam
|
Jalur Garung memiliki 2 jalan untuk mencapai puncaknya,
yaitu jalur lama dan jalur baru. Kedua jalur ini bertemu di persimpangan di
bawah Pestan.
Menggunakan Jalur
Lama
Basecamp – Pos 1
Dimulai dari gapuro garung menuju masjid Al – Mansyur yang
dapat ditempuh selama 30 menit. Dari masjid itu pilih tanjakan kea rah kiri
sekitar 200 m dan kemudian melewati lading pertanian. Dalam perjalanan menuju Pos 1 kita akan
melewati sungai kecil.Setelah 1 jam perjalanan kita akan sampai di Pos 1,
dengan pondok yang sudah rapuh di sebelah kiri jalan.
Pos 1 – Pos 2
Perjalanan dari Pos 1 menuju Pos 2 membutuhkan waktu sekitar
1jam 30 menit, dengan medan yang menanjak. Di pos 2 terdapat pondok disebelah
kiri jalan, pondok tersebut tidak terlalu kelihatan, karena masuk 5 meter dari
jalan yang dilewati.
Pos 2- Pestan
Dapat di tempuh dengan waktu 2 jam, dengan medan yang
menanjak, dan berada diatas punggungan. Dalam perjalanan kita akan melewati Malim,
sebuah memoriam yang berada dibawah pohon yang rindang dan kita akan melewati
persimpangan antara jalur lama dan jalur baru. Di pestan memiliki tempat yang
luas dan bisa digunakan untuk camp dari puluhan tenda, kalau missal hanya 1
atau 2 tenda saya saranan lebih memilih tempat camp di Watu Kotak, karena
tempatnya yang tidak begitu banyak terkena angin.
Pestan – Watu Kotak
Dengan waktu tempuh 1 jam, dengan medan yang datar dan
menanjak. Dalam perjalanan ke Watu Kotak kita akan melewati Pasar Watu.
Watu Kotak – Puncak
Dengan waktu tempuh 45 menit, dengan medan menanjak dan
berbatu. Dalam perjalanan kita akan melewati
Tanah Putih. Dari Puncak Sumbing kita juga dapat melihat kawah yang
berada di tengah – tengah. Puncak memiliki ketinggian 3371 m dpl.
Jalur Pendakian Gn Sindoro via Kledung
Rute
|
Kendaraan
|
Waktu
Tempuh
|
Wonosobo - Kledung
|
Bus
|
50 menit
|
Temanggung - Kledung
|
Bus
|
50 menit
|
Pertama pendakian dilakukan Dari basecamp Kledung,
Basecamp – Watu Gede
Dari basecamp pendakian dimulai dengan mengambil arah utara
, menuju ke jalan setapak yang terletak di sisi kiri yang dapat ditempuh selama
5 menit. Dari jalan itu sampai watu gede membutuhkan waktu 10 menit.
Watu Gede – Pos 1
Dapat ditempuh dengan waktu 1 jam 30 menit, Jalan yang
dilalui cukup lebar dan terbuat dari batuan yang tersusun rapi. Kendaraan masih bisa sampai Pos 1.
Pos 1 – Pos 2
Dengan waktu tempuh 1 jam. Menuju Pos 2 dengan hutan yang
tidak terlalu lebat. Kita akan menemukan simpang buntu, merupakan persimpangan,
kalau ambil lurus buntu, sebaiknya ambil arah kanan, setelah melalui jalan
menurun maka kita akan sampai pada sungai kering. Setelah berjalan mendaki kita
akan sampai pada Pos 2
Pos 2 – Pos 3
Dapat ditempuh dengan waktu 1 jam 30 menit. Di Pos 3 dulunya
ada sebuah pondok an, tetapi sudah tidak ada lagi. Di Pos 3 ini biasanya
digunakan tempat bermalam untuk para pendaki, karena mempunyai tempat yang
luas.
Pos 3 – Watu Tatah -
Puncak
Dapat ditempuh dengan waktu 1 jam, dengan 30 menit kemudian
kita akan sampai padang edelweiss. Untuk sampai di puncak, memelukan waktu 30
menit lagi. Dipuncak sindoro kita dapat melihat kawah yang berada ditengah2,
kalau musim hujan kawah tersebut dipenuhi dengan air, tetapi kalau musim
kemarau, tidak ada air sama sekali. Dan dihimbau bagi para pendaki untuk
menyiapkan air dari basecamp, untuk berjaga – jaga kalau di kawah tidak ada air
sama sekali.
Thursday, February 23, 2012
Jalur Pendakian Gn Lawu Via Cemoro Kandang
Jalur Pendakian dari Cemoro Kandang,Dari Solo dapat
menggunakan bus arah tawangmangu, setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan
minibus kea rah Cemoro Kandang. Dari Jawa Timur, menggunakan bus dari madiun ke
arah Sarangan, dari sarangan menggunakan minibus lalu turun di Cemoro Kandang.
Pendakian dimulai dari
Basecamp – Pos 1
Dengan jarak sekitar 1,2 km dengan waktu tempuh 1 jam.
Setelah melalui tangga batu maka kita akan memasuki vegetasi hutan. Di Pos 1
ini terdapat pondok untuk para pendaki, ada warung dengan jualan makanan.
Pos 1 – Pos 2
Dengan jarak 1,5 km yang dapat di tempuh dengan waktu 1 jam.
Di pos 2 terdapat persimpangan, yang ke kanan menuruni jalur yang curam sampai
sungai yang merupakan perbatasan jawa tengah dan jawa timur. Dengan menelusuri
sungai ke arah hulu, sekitar 300 m kita akan menemukan kawah aktif dengan
suaranya yang bergemuruh.
Pos 2 – Pos 3
Bejarak sekitar 2,6 km ditempuh selama 1 jam 45 menit. Di
perjalanan kita akan melihat kawah2 kecil yang berada di jurang parang gupito
dan jurang pangarip-arip.
Pos 3 – Pos 4
Dengan jarak 1,9 km dengan waktu tempuh 1 jam 30 menit.
Diperjalanan kita akan melewati Sendang Panguripan Ondhorante. Ada 2 rute yang
berkelok – kelokdan jalan terjal. Di Pos 4 terdapat pondokan yang bisa digunakan
untuk bermalam para pendaki.
Pos 4 – Pos 5
Dengan jarak 1,5 km dapat ditempuh dengan waktu 50 menit dan
dilanjutkan ke Hargo Dumilah dengan jarak 1,3 km waktu tempuh 1 jam.
Pos 5 – Puncak Hargo Dumilah
Setelah berjalan 5 menit dari Pos 5, maka kita akan
menemukan persimpangan. Sebaiknya kita memilih jalur kanan karena lebih dekat.
Jalur kanan di awali dengan tanjakan dan kemudian menurun 5 menit kemudian kita
akan bertemu persimapangan lagi. Jika ambil arah kanan kita akan memasuki semak
kemudian medan bebatuan yang berada di bibir kawah. Jika mengambil jalur lurus,
perjalanan agak memutar.
Jalur Pendakian Gn Lawu Via Cemoro Sewu
Desa Cemoro Sewu dapat dicapai melalui jawa tengah maupun
jawa timur. Dari Solo untuk mencapai desa cemoro sewu dapat menggunakakn bus
menuju tawangmangu dan dilanjutkan ke cemoro sewu menggunakan minibus. Sebelum
sampai cemoro sewu, dalam perjalanan kita akan melewati desa cemoro kandang,
salah jalur pendakian dari jawa tengah.
Jika dari Jawa Timur, dari Madiun menuju Sarangan dengan
bus. Dari Sarangan menuju Cemoro Sewu dengan minibus.
Basecamp – Pos 1
Dapat ditempuh dengan waktu 1 jam, dengan vegetasi hutan
pinus dan ladang penduduk. Pos 1 terdapat pondok yang masih layak pakai. Bisa
juga untuk tempat bermalam.
Pos 1 – Pos 2
Waktu tempuh sekitar
1 jam melalui hutan pinus dan hutan akasia sampai pada ketinggian 3000
mdpl. Di pos 2 terdapat pondok yang di depannya ada sebuah tebing. Tempat ini
juga strategis untuk bermalam, Cuma tidak ada sumber mata air di Pos 2.
Pos 2 – Pos 3
Dapat ditempuh dengan waktu 1 jam 30 menit, di Pos 3
terdapat bangunan/pondok untuk beristirahat para pendaki, terletak disebelah kanan
jalan.
Pos 3 – Pos 4
Dapat ditempuh dengan waktu 1 jam, dengan medan yang
menanjak, dan berliku. Dengan batuan yang sudah tersusun rapi. Perjalanan ke
Pos 4 biasanya akan tercium bau belerang yang berasal dari kawah. Karena
terletak di jurang kawah ini susah untuk di kunjungi.
Pos 4 – Pos 5
Pos 5 memiliki ketinggian sekitar 3000 mdpl, dapat ditempuh
dengan waktu 30 menit, dengan medan yang datar. Pos 5 hanya tinggal rangka
kayu.
Pos 5 – Pawon Sewu
Berjarak sekitar 5 menit perjalanan,
Pawon Sewu – Sendang Drajat
Dapat ditempuh dengan waktu 10 menit, di sendang drajat ini
biasanya digunakan untuk bermalam para pendaki, karena banyak air yang
berlimpah, dan ada warung yang jualan untuk kebutuhan logistik para pendaki.
Sendang Drajat – Puncak Hargo dumilah
Dapat ditempuh dengan waktu 10 menit, dengan medan yang
menanjak. Para pendaki biasanya mulai puncak waktu dini hari, karena ingin
melihat sunrise di puncak hargo dumilah.
Jalur Pendakian Gn Lawu Via Cetho
Gunung Lawu terletak di dekat wisata Tawangmangu di dekat perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menuju Lawu terdapat sekitar 5 jalur pendakian. Yaitu jalur Cemoro Kandang, Candi Cetho, Tambak ( Jawa Tengah ) serta Cemoro Sewu dan Jogorogo ( Jawa Timur ). Umumnya jalur yang sering dilalui adalah Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu, sedangkan Jalur Candi Cetho, Jogorogo dan Tambak masih jarang dilalui pendaki. Ketiga jalur terakhir biasanya hanya digunakan pada saat - saat tertentu, seperti pendakian bulan Suro.
Candi Cetho terletak di ketinggian 1400 mdpl dan secara administratif berada di Dukuh Cetho, Desa Gemeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karang Anyar Jawa Tengah. Desa Gemeng memiliki potensi wisata yang besar karena banyak terdapat candi dan juga pesona kebun teh yang memiliki keunikan tersendiri. Kehidupan masyarakat Desa Gemeng banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Surakarta dan Jawa Timur dan juga ajaran agama Hindu yang dianut oleh sebagian besar warganya.
Akses transportasi menuju Candi Cetho bisa menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum sampai terminal Desa Kemuning lalu melanjutkan menggunakan carteran atau ojek menuju candi. Akses jalan cukup baik karena sudah diaspal. Di areal candi terdapat juga tempat penitipan kendaraan, warung - warung makan ataupun souvenir serta basecamp pendakianyang berada di rumah penduduk.
Jalur pendakian via Candi Cetho
Base Camp Candi Cetho menuju Pos 1 Reco Kethek ( patung kera ).
Pendakian dimulai dari kompleks candi, keluar dari kompleks candi akan melewati sungai dan masuk areal tegakan pinus. Di bawah tegakan pinus ini terdapat Candi Kethek. perjalanan akan melalui punggungan yang tidak terlalu tejal. Vegetasi sekitar jalur masih didominasi oleh alang-alang ( Imperata cilindrica L. ) dan banyak dijumpai Puspa ( Schima wallichii Reinw ). Waktu yang dibutuhkan untuk mecapai pos 1 sekitar 1 jam. Terdapat bangunan semi permanen di Pos 1 ini.
Pos 1 Reco Kethek menuju Pos 2 Brak Seng.
Perjalanan masih menyusuri punggungan yang tidak terlalu terjal. Vegetasi mulai rapat yang masih didominasi oleh tumbuhan-tumbuhan bawah seperti Krinyu ( Euphatorium adoratum DC. ) serta Arbei Hutan ( Rubus spp. ) lama perjalanan menuju pos 2 sekitar 45 menit.
Pos 2 Brak Seng menuju Pos 3 Cemoro Dowo.
Perjalanan menuju pos 3 ditempuh sekitar 1 jam. Jalan yang dilalui cukup terjal dengan vegetasi sekitar jalur cukup rapat.
Pos 3 Cemoro Dowo menuju Pos 4 Penggik.
Tumbuhan bawah di sekitar pos 3 dihiasi oleh warna-warna bunga Pacar Jawa ( Impatiens platypetala Lindl ). Vegetasi sekitar jalur pendakian berupa rumput-rumput dan juga AkasiaGunung ( Acacia decurrent ). Perjalanan menuju pos 4 sekitar 1 jam.
Pos 4 Penggik menuju Pos 5 Bulak Peperangan.
Setelah lepas punggungan pos 4, jalan menuju pos 5 cenderung memutar. Setelah mencapai padang rumput Festuca nubigena Jungh jalan cenderung datar. Vegetasi sekitar jalur didominasi oleh Cemara Gunung ( Casuarina junghuhniana ).
Pos 5 Bulak Peperangan menuju Pos 6 Hargo Dalem.
Pos 5 masih terletak di padang rumput festuca, jalan menuju Hargo Dalem cenderung landai dengan haparan padang rumput di kanan-kiri jalur. pada akhir perjalanan menuju Hargo Dalem, dominasi vegetasi berganti menjadi Manis Rejo ( Vaccinium lucidum ). Terdapat sumber air, yaitu Tapak Menjangan yang hanya terisi air saat musim penghujan saja. Sumber air ini terdapat di jalur pendakian. Di Hargo Dalem terdapat banyak bangunan baik warung-warung ataupun tempat-tempat petilasan. Terdapat juga sumber air yaitu Sendang Drajat di dekat Hargo Dalem ini.
Pos 6 Hargo Dalem menuju Puncak utama Hargo Dumilah.
Jalan yang dilalui cukup terjal dan berbatu. hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mencapai puncak. Di puncak terdapat tugu triangulasi.
Silahkan menuju Lawu, gunung yang tak aktif lagi lewat Jalur Candi Cetho yang tentu tak senyaman lewat jalur Cemoro Kandhang. Tetapi itulah petualangan, jika hanya ingin enak sebagai penggiat alam bebas, silahkan ambil bantal dan sarung lalu tidur pulas di kasur empuk kamar anda! Salam rimba Indonesia!
Candi Cetho terletak di ketinggian 1400 mdpl dan secara administratif berada di Dukuh Cetho, Desa Gemeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karang Anyar Jawa Tengah. Desa Gemeng memiliki potensi wisata yang besar karena banyak terdapat candi dan juga pesona kebun teh yang memiliki keunikan tersendiri. Kehidupan masyarakat Desa Gemeng banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Surakarta dan Jawa Timur dan juga ajaran agama Hindu yang dianut oleh sebagian besar warganya.
Akses transportasi menuju Candi Cetho bisa menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum sampai terminal Desa Kemuning lalu melanjutkan menggunakan carteran atau ojek menuju candi. Akses jalan cukup baik karena sudah diaspal. Di areal candi terdapat juga tempat penitipan kendaraan, warung - warung makan ataupun souvenir serta basecamp pendakianyang berada di rumah penduduk.
Jalur pendakian via Candi Cetho
Base Camp Candi Cetho menuju Pos 1 Reco Kethek ( patung kera ).
Pendakian dimulai dari kompleks candi, keluar dari kompleks candi akan melewati sungai dan masuk areal tegakan pinus. Di bawah tegakan pinus ini terdapat Candi Kethek. perjalanan akan melalui punggungan yang tidak terlalu tejal. Vegetasi sekitar jalur masih didominasi oleh alang-alang ( Imperata cilindrica L. ) dan banyak dijumpai Puspa ( Schima wallichii Reinw ). Waktu yang dibutuhkan untuk mecapai pos 1 sekitar 1 jam. Terdapat bangunan semi permanen di Pos 1 ini.
Pos 1 Reco Kethek menuju Pos 2 Brak Seng.
Perjalanan masih menyusuri punggungan yang tidak terlalu terjal. Vegetasi mulai rapat yang masih didominasi oleh tumbuhan-tumbuhan bawah seperti Krinyu ( Euphatorium adoratum DC. ) serta Arbei Hutan ( Rubus spp. ) lama perjalanan menuju pos 2 sekitar 45 menit.
Pos 2 Brak Seng menuju Pos 3 Cemoro Dowo.
Perjalanan menuju pos 3 ditempuh sekitar 1 jam. Jalan yang dilalui cukup terjal dengan vegetasi sekitar jalur cukup rapat.
Pos 3 Cemoro Dowo menuju Pos 4 Penggik.
Tumbuhan bawah di sekitar pos 3 dihiasi oleh warna-warna bunga Pacar Jawa ( Impatiens platypetala Lindl ). Vegetasi sekitar jalur pendakian berupa rumput-rumput dan juga AkasiaGunung ( Acacia decurrent ). Perjalanan menuju pos 4 sekitar 1 jam.
Pos 4 Penggik menuju Pos 5 Bulak Peperangan.
Setelah lepas punggungan pos 4, jalan menuju pos 5 cenderung memutar. Setelah mencapai padang rumput Festuca nubigena Jungh jalan cenderung datar. Vegetasi sekitar jalur didominasi oleh Cemara Gunung ( Casuarina junghuhniana ).
Pos 5 Bulak Peperangan menuju Pos 6 Hargo Dalem.
Pos 5 masih terletak di padang rumput festuca, jalan menuju Hargo Dalem cenderung landai dengan haparan padang rumput di kanan-kiri jalur. pada akhir perjalanan menuju Hargo Dalem, dominasi vegetasi berganti menjadi Manis Rejo ( Vaccinium lucidum ). Terdapat sumber air, yaitu Tapak Menjangan yang hanya terisi air saat musim penghujan saja. Sumber air ini terdapat di jalur pendakian. Di Hargo Dalem terdapat banyak bangunan baik warung-warung ataupun tempat-tempat petilasan. Terdapat juga sumber air yaitu Sendang Drajat di dekat Hargo Dalem ini.
Pos 6 Hargo Dalem menuju Puncak utama Hargo Dumilah.
Jalan yang dilalui cukup terjal dan berbatu. hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mencapai puncak. Di puncak terdapat tugu triangulasi.
Silahkan menuju Lawu, gunung yang tak aktif lagi lewat Jalur Candi Cetho yang tentu tak senyaman lewat jalur Cemoro Kandhang. Tetapi itulah petualangan, jika hanya ingin enak sebagai penggiat alam bebas, silahkan ambil bantal dan sarung lalu tidur pulas di kasur empuk kamar anda! Salam rimba Indonesia!
Jalur Pendakian Gn Merbabu via Selo
Merbabu, gunung di Jawa Tengah yang berdampingan dengan gunung Merapi bisa di daki dari banyak jalur. Semua menarik dan tak membuat kepayahan jika di sertakan niat. Selain Merbabu adalah gunung yang ramah karena sudah merupakan gunung tak aktif lagi, juga Merbabu banyak menyimpan keindahan alam yang masih lumayan terjaga.
Jalur pendakian Merbabu adalah antara lain, Cunthel, Thekelan, ( Kopeng / Salatiga )Wekas ( Kaponan / Magelang ) atau dari Selo ( Boyolali ). Kini jalur Selo yang akan kami bahas dan tunjukkan bagi pendaki yang belum pernah menuju Merbabu ataupun yang ingin melakukan variasi jalur selain jalur yang lain bagi yang pernah.
JALUR SELO
Kecamatan Selo masuk wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Selo berada di tengah - tengah antara Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Untuk mendaki ataupun turun gunung Merbabu lewat jalur Selo sebaiknya membawa pemandu atau harus ada pendaki yang pernah melewati jalur ini. Hal ini disebabkan karena banyaknya percabangan yang bisa menyesatkan pendaki.
Meskipun nantinya akan sampai di juga perkampungan, namun sulit sekali mencari kendaraan umum dan tidak ada sumber air. Selain itu jalur yang salah akan melintasi sisi jurang terjal yang sangat berbahaya. Air bersih agak sulit di dapat di Selo, penduduk desa Lencoh yang berada dilereng gunung Merapi untuk memperoleh air bersih harus menyalurkan air bersih yang berasal dari gunung Merbabu. Sehingga di Selo jarang terdapat losmen, hotel atau penginapan,pendaki biasa menginap di basecamp pendakian Gunung Merapi maupun Gunung Merbabu.
TRANSPORTASI
Perjalanan menuju ke Selo dapat ditempuh dari Magelang atau dari Boyolali. Namun kendaraan umum lebih mudah diperoleh dari Boyolali.
. Selo dari Semarang dan Jakarta.
- Bus Jurusan Semarang - Solo atau Jakarta - Solo turun di terminal Boyolali.
- Dilanjutkan berjalan ke pasar Sunggingan ( Pasar Sapi ).
- Bus kecil dari Pasar Sunggingan ( Pasar Sapi ) Boyolali ke Cepogo / Selo.
- Bus kecil dari Pasar Cepogo ke Selo.
. Selo dari Solo dan Surabaya.
- Bus jurusan Solo, Semarang atau Surabaya turun di RSU Boyolali, atau Surowedanan.
- Bus Kecil Surowedanan ke Cepogo / Selo.
- Bus kecil dari Pasar Cepogo ke Selo.
. Selo dari Jogjakarta.
- Bus jurusan Jogja - Solo turun di Kartasura
- Ambil bus jurusan Semarang, Jakarta, atau Boyolali turun Di RSU atau Surowedanan.
- Bus Kecil Surowedanan ke Cepogo / Selo.
- Bus kecil dari Pasar Cepogo ke Selo.
MEMULAI PENDAKIAN.
Pendakian di Selo biasanya di mulai dengan melakukan pendaftaran di Pos Polisi Pasar Selo. Kemudian Perjalanan selanjutnya untuk menuju ke basecamp Gunung Merbabu, dari Selo tepatnya dari kantor Polisi, pendaki harus berjalan kaki menyusuri jalan aspal ( + 2 km / 1 jam ), Pendaki mungkin perlu bertanya beberapa kali karena banyaknya persimpangan.
Pendaki dapat menyewa mobil bak terbuka sayuran atau ojek untuk melintasi perkampungan penduduk dan ladang - ladang yang berada di lereng - lereng terjal menuju ke basecamp. Truk tidak dapat mencapai basecamp karena adanya portal, dan jalan yang dilalui rawan longsor. Untuk pemanasan pendakian, berjalan kaki bisa menjadi pilihan yang lebih murah.
Di Kampung ini terdapat buah 3 rumah yang biasa dijadikan Basecamp sebelum memulai pendakian yang ditandai dengan banyaknya stiker kelompok Pecinta Alam. Rumah ini sangat besar sehingga mampu menampung puluhan pendaki yang menginap. Disini pendaki dapat beristirahat dan menitipkan barang - barang pribadi dan mengisi air untuk pendakian. di basecamp juga mnenyediakan makanan dan minuman, serta beraneka cendera mata juga dapat di peroleh di basecamp.
Basecamp - Mpitian ( + 1 Jam Pejalanan)
Dari Basecamp, pendakian diawali dengan melintasi area perkemahan yang sangat luas yang ditumbuh pohon - pohon pinus sehingga cukup rindang dan sejuk di siang hari. Agak landai kemudian mulai memasuki kawasan hutan. Jalur pendakian masih cukup landai, namun akan banyak dijumpai pertigaan, maupun perempatan jalur yang menuju ke perkampungan penduduk, maupun jalur penduduk mencari kayu bakar dan rumput, untuk itu tetap pilih jalur yang paling lebar. Berjalan sekitar 1 jam akan sampai di Mpitian yang berupa perempatan jalur.
Mpitian - Tikungan Macan ( + 1 Jam Perjalanan )
Dari Mpitian masih agak landai melintasi hutan akan berjumpa dengan sungai kering yang berisi pasir. Setelah menyeberangi sungai kering jalur mulai agak menanjak namun masih melintasi hutan. Setelah berjalan sekitar satu jam dari sungai kering ini jalur terjal sekali meliuk mendaki bukit dan sampailah kita di tikungan macan.
Tikungan macan - Batu tulis ( + 1 Jam Pejalanan )
Di Tikungan Macan ini kita bisa memandang ke bawah ke arah jurang yang masih diselimuti hutan yang lebat. Di tikungan Macan ini pendaki yang turun bisa kesasar karena jalur yang sebenarnya berada disisi samping bukan lurus ke bawah. Dari Tikungan Macan jalur mulai sedikit terbuka, namun masih melintasi hutan yang sudah tidak terlalu lebat lagi. Jalur mulai menanjak, setengah jam berikutnya jalur mulai agak sulit dan semakin terjal. Sekitar 1 jam dari Tikungan Macan pendaki akan sampai di Batu Tulis.
Watu tulis - Jemblongan ( + 1,5 Jam Perjalanan )
Batu Tulis adalah tempat terbuka yang cukup luas, di tengahnya terdapat sebuah batu yang cukup besar. Pemandangan indah di sekitar Batu Tulis bisa menjadi pengobat lelah. Banyak terdapat Edelweis yang tumbuh tinggi dan besar sehingga bisa digunakan untuk berteduh. Pendaki yang turun Gunung Merbabu, di Batu Tulis ini terdapat juga jalur alternatif yang kelihatan sangat jelas namun sedikit mendaki bukit. Jalurnya berbahaya melintasi punggungan yang sempit dengan sisi jurang di kiri dan kanan, sebaiknya tidak melewati jalur ini, tetaplah mengikuti jalur yang resmi.
Dari Batu Tulis medan mulai terbuka berupa padang rumput yang sangat terjal dan berdebu. Bila di musim hujan jalur ini licin sekali sehingga perlu perjuangan sangat keras untuk merangkak ke bergerak ke atas. Puncak Gunung Merbabu masih belum kelihatan, pendaki masih harus melewati empat buah bukit yang terjal untuk sampai di puncak Gunung Merbabu.
Sekitar 1 jam berjuang melintasi medan yang berat dan terjal pendaki akan sampai di puncak bukit, selanjutnya turun dan landai melintasi padang rumput. Pemandangan sekitar di Padang Rumput ini sangat indah, seperti bukit - bukit Teletubies. Sedikit naik bukit dan kemudian turun lagi pendaki akan sampai di Jemblongan yakni sebuah tempat yang banyak di tumbuhiEdelweis dalam ukuran besar dan rapat sehingga sehingga membentuk hutan yang rindang.
Pendaki bisa beristirahat sejenak sambil tiduran di bawah rindangnya hutan Edelweis. Di sini adalah tempat terakhir yang bisa digunakan untuk berteduh dan beristirahat dengan nyaman, karena jalur selanjutnya berupa padang rumput terbuka yang kering dan sangat terjal, berdebu di musim kemarau dan sangat licin di musim hujan.
Jemblongan - Puncak Syarif ( + 2 Jam Perjalanan )
Dari Jemblongan kembali pendaki harus berjuang untuk mendaki bukit yang terjal, licin dan berdebu. Puncak Gunung Merbabu masih belum kelihatan karena tertutup Kukusan yang runcing dan terjal. Setelah berjalan sekitar 1 jam akan tampak puncak Gunung Merbabu. Pemandangan yang sangat indah di depan mata, sekaligus pemandangan yang mencengangkan, karena kita memandang jalur medan terjal yang harus kita tempuh untuk menggapai puncak gunung Merbabu.
Berbalik arah pemandangan ke arah Gunung Merapi juga sangat indah sekali. Bila kita berjalan dengan cermat sekitar sekitar 25 meter di sebelah kanan jalur akan kita temukan sebuah batu berlobang yang keramat. Sekitar 30 menit hingga 1 jam diperlukan perjuangan akhir dengan menapaki jalur padang rumput yang terjal dan berdebu untuk mencapai Puncak tertinggi gunung Merbabu. Setibanya di Puncak Gunung Merbabu, untuk menuju Puncak Kenteng Songo kita berjalan sekitar 10 menit ke arah Timur.
Di Puncak Kenteng Songo terdapat batu berlobang yang dikeramatkan masyarakat. Di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang / berlubang dengan jumlah 9 buah yang hanya bisa dilihat, menurut penglihatan paranormal. Mata biasa hanya melihat 4 buah batu berlobang.
PEMANDANGAN DI GUNUNG MERBABU
Pemandangan yang terdapat pada Gunung Merbabu dan sekitarnya sangat indah, terutama bila kita berada di puncak Gunung Merbabu. Sebelum kita membahas pemandangan dari dan di puncak kita akan membahas pemandangan Merbabu dari kaki gunung. Banyak terdapat gunung di sekitar Gunung Merbabu, diantaranya Gunung Merapi , Gunung Telomoyo , Gunung Ungaran.
Pemandangan yang sangat indah akan didapat sepanjang perjalanan menuju puncak Gunung Merbabu. Sewaktu kita akan menuju Pos I pemandangan yang terlihat adalah hutan Gunung Merbabu yang berubah fungsi sebagai ladang dan kebun. Kebun yang kita lalui kebanyakan kebun sayur dan kebun Akasia.
Di jalur menuju Pos II kita banyak melewati pohon cemara jarum, pohon pinus dan pohon dengan daun - daun kecil, seperti putri malu.
Di jalur menuju pos III kita juga banyak melewati semak belukar. Di pos III ini terdapat Watu Gubug, sebuah batu berlubang yang dapat dimasuki 5 orang yang juga dikeramatkan penduduk sekitar. Konon merupakan pintu gerbang menuju kerajaan mahluk gaib. Watu Gubug ini penuh dengan coretan para "pecinta alam".
Di jalur menuju pos IV banyak semak dan di jalur ini juga akan terlihat Puncak Antena ( 2800 mdpl ). Di puncak ini terdapat sebuah pondok untuk mengukur cuaca. Dari sini juga puncak Kenteng Songo sudah terlihat jelas. Pemandangan dari puncak Antena sangat indah dan banyakpendaki membuka tenda di sini.
Di pos V ini di kelilingi oleh bukit dan tebing dan terlihat juga kawah Condrodimuko. Menuju puncak Syarif pemandangan yang indah ke arah Gunung Lawu, Gunung Merapi, Gunung Sindoro ,dan Gunung Sumbing. Dari puncak Kenteng Songo kita dapat memandang Gunung Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali.
Di arah Barat tampak Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro yang kelihatan sangat jelas dan indah. Lebih dekat lagi tampak Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Dari kejauhan juga tampak Gunung Lawu dengan puncaknya yang memanjang. Di puncak gunung ini terdapat padang rumput, bunga Edelweis, bukit - bukit berbunga yang sangat indah.
Bunga Edelweis hanya tumbuh di puncak pegunungan dan bunga ini terkenal karena keindahannya. Setelah sejumlah pohon yang dilindungi dijarah sekarang bunga yang dikenal sebagai bunga abadi ini dijarah habis - habisan oleh para oknum. Lokasi tempat bunga tersebut berada kini rata dengan tanah. Dalam ilmu botani, bunga tersebut terbentuk secara alami dari timbunan humus dan memerlukan waktu sedikitnya tahun untuk tumbuh dan berbunga. KiniGunung Merbabu kehilangan salah satu daya tariknya., lantaran Edelweis sudah tak tumbuh normal lagi.
Jalur pendakian Merbabu adalah antara lain, Cunthel, Thekelan, ( Kopeng / Salatiga )Wekas ( Kaponan / Magelang ) atau dari Selo ( Boyolali ). Kini jalur Selo yang akan kami bahas dan tunjukkan bagi pendaki yang belum pernah menuju Merbabu ataupun yang ingin melakukan variasi jalur selain jalur yang lain bagi yang pernah.
JALUR SELO
Kecamatan Selo masuk wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Selo berada di tengah - tengah antara Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Untuk mendaki ataupun turun gunung Merbabu lewat jalur Selo sebaiknya membawa pemandu atau harus ada pendaki yang pernah melewati jalur ini. Hal ini disebabkan karena banyaknya percabangan yang bisa menyesatkan pendaki.
Meskipun nantinya akan sampai di juga perkampungan, namun sulit sekali mencari kendaraan umum dan tidak ada sumber air. Selain itu jalur yang salah akan melintasi sisi jurang terjal yang sangat berbahaya. Air bersih agak sulit di dapat di Selo, penduduk desa Lencoh yang berada dilereng gunung Merapi untuk memperoleh air bersih harus menyalurkan air bersih yang berasal dari gunung Merbabu. Sehingga di Selo jarang terdapat losmen, hotel atau penginapan,pendaki biasa menginap di basecamp pendakian Gunung Merapi maupun Gunung Merbabu.
TRANSPORTASI
Perjalanan menuju ke Selo dapat ditempuh dari Magelang atau dari Boyolali. Namun kendaraan umum lebih mudah diperoleh dari Boyolali.
. Selo dari Semarang dan Jakarta.
- Bus Jurusan Semarang - Solo atau Jakarta - Solo turun di terminal Boyolali.
- Dilanjutkan berjalan ke pasar Sunggingan ( Pasar Sapi ).
- Bus kecil dari Pasar Sunggingan ( Pasar Sapi ) Boyolali ke Cepogo / Selo.
- Bus kecil dari Pasar Cepogo ke Selo.
. Selo dari Solo dan Surabaya.
- Bus jurusan Solo, Semarang atau Surabaya turun di RSU Boyolali, atau Surowedanan.
- Bus Kecil Surowedanan ke Cepogo / Selo.
- Bus kecil dari Pasar Cepogo ke Selo.
. Selo dari Jogjakarta.
- Bus jurusan Jogja - Solo turun di Kartasura
- Ambil bus jurusan Semarang, Jakarta, atau Boyolali turun Di RSU atau Surowedanan.
- Bus Kecil Surowedanan ke Cepogo / Selo.
- Bus kecil dari Pasar Cepogo ke Selo.
MEMULAI PENDAKIAN.
Pendakian di Selo biasanya di mulai dengan melakukan pendaftaran di Pos Polisi Pasar Selo. Kemudian Perjalanan selanjutnya untuk menuju ke basecamp Gunung Merbabu, dari Selo tepatnya dari kantor Polisi, pendaki harus berjalan kaki menyusuri jalan aspal ( + 2 km / 1 jam ), Pendaki mungkin perlu bertanya beberapa kali karena banyaknya persimpangan.
Pendaki dapat menyewa mobil bak terbuka sayuran atau ojek untuk melintasi perkampungan penduduk dan ladang - ladang yang berada di lereng - lereng terjal menuju ke basecamp. Truk tidak dapat mencapai basecamp karena adanya portal, dan jalan yang dilalui rawan longsor. Untuk pemanasan pendakian, berjalan kaki bisa menjadi pilihan yang lebih murah.
Di Kampung ini terdapat buah 3 rumah yang biasa dijadikan Basecamp sebelum memulai pendakian yang ditandai dengan banyaknya stiker kelompok Pecinta Alam. Rumah ini sangat besar sehingga mampu menampung puluhan pendaki yang menginap. Disini pendaki dapat beristirahat dan menitipkan barang - barang pribadi dan mengisi air untuk pendakian. di basecamp juga mnenyediakan makanan dan minuman, serta beraneka cendera mata juga dapat di peroleh di basecamp.
Basecamp - Mpitian ( + 1 Jam Pejalanan)
Dari Basecamp, pendakian diawali dengan melintasi area perkemahan yang sangat luas yang ditumbuh pohon - pohon pinus sehingga cukup rindang dan sejuk di siang hari. Agak landai kemudian mulai memasuki kawasan hutan. Jalur pendakian masih cukup landai, namun akan banyak dijumpai pertigaan, maupun perempatan jalur yang menuju ke perkampungan penduduk, maupun jalur penduduk mencari kayu bakar dan rumput, untuk itu tetap pilih jalur yang paling lebar. Berjalan sekitar 1 jam akan sampai di Mpitian yang berupa perempatan jalur.
Mpitian - Tikungan Macan ( + 1 Jam Perjalanan )
Dari Mpitian masih agak landai melintasi hutan akan berjumpa dengan sungai kering yang berisi pasir. Setelah menyeberangi sungai kering jalur mulai agak menanjak namun masih melintasi hutan. Setelah berjalan sekitar satu jam dari sungai kering ini jalur terjal sekali meliuk mendaki bukit dan sampailah kita di tikungan macan.
Tikungan macan - Batu tulis ( + 1 Jam Pejalanan )
Di Tikungan Macan ini kita bisa memandang ke bawah ke arah jurang yang masih diselimuti hutan yang lebat. Di tikungan Macan ini pendaki yang turun bisa kesasar karena jalur yang sebenarnya berada disisi samping bukan lurus ke bawah. Dari Tikungan Macan jalur mulai sedikit terbuka, namun masih melintasi hutan yang sudah tidak terlalu lebat lagi. Jalur mulai menanjak, setengah jam berikutnya jalur mulai agak sulit dan semakin terjal. Sekitar 1 jam dari Tikungan Macan pendaki akan sampai di Batu Tulis.
Watu tulis - Jemblongan ( + 1,5 Jam Perjalanan )
Batu Tulis adalah tempat terbuka yang cukup luas, di tengahnya terdapat sebuah batu yang cukup besar. Pemandangan indah di sekitar Batu Tulis bisa menjadi pengobat lelah. Banyak terdapat Edelweis yang tumbuh tinggi dan besar sehingga bisa digunakan untuk berteduh. Pendaki yang turun Gunung Merbabu, di Batu Tulis ini terdapat juga jalur alternatif yang kelihatan sangat jelas namun sedikit mendaki bukit. Jalurnya berbahaya melintasi punggungan yang sempit dengan sisi jurang di kiri dan kanan, sebaiknya tidak melewati jalur ini, tetaplah mengikuti jalur yang resmi.
Dari Batu Tulis medan mulai terbuka berupa padang rumput yang sangat terjal dan berdebu. Bila di musim hujan jalur ini licin sekali sehingga perlu perjuangan sangat keras untuk merangkak ke bergerak ke atas. Puncak Gunung Merbabu masih belum kelihatan, pendaki masih harus melewati empat buah bukit yang terjal untuk sampai di puncak Gunung Merbabu.
Sekitar 1 jam berjuang melintasi medan yang berat dan terjal pendaki akan sampai di puncak bukit, selanjutnya turun dan landai melintasi padang rumput. Pemandangan sekitar di Padang Rumput ini sangat indah, seperti bukit - bukit Teletubies. Sedikit naik bukit dan kemudian turun lagi pendaki akan sampai di Jemblongan yakni sebuah tempat yang banyak di tumbuhiEdelweis dalam ukuran besar dan rapat sehingga sehingga membentuk hutan yang rindang.
Pendaki bisa beristirahat sejenak sambil tiduran di bawah rindangnya hutan Edelweis. Di sini adalah tempat terakhir yang bisa digunakan untuk berteduh dan beristirahat dengan nyaman, karena jalur selanjutnya berupa padang rumput terbuka yang kering dan sangat terjal, berdebu di musim kemarau dan sangat licin di musim hujan.
Jemblongan - Puncak Syarif ( + 2 Jam Perjalanan )
Dari Jemblongan kembali pendaki harus berjuang untuk mendaki bukit yang terjal, licin dan berdebu. Puncak Gunung Merbabu masih belum kelihatan karena tertutup Kukusan yang runcing dan terjal. Setelah berjalan sekitar 1 jam akan tampak puncak Gunung Merbabu. Pemandangan yang sangat indah di depan mata, sekaligus pemandangan yang mencengangkan, karena kita memandang jalur medan terjal yang harus kita tempuh untuk menggapai puncak gunung Merbabu.
Berbalik arah pemandangan ke arah Gunung Merapi juga sangat indah sekali. Bila kita berjalan dengan cermat sekitar sekitar 25 meter di sebelah kanan jalur akan kita temukan sebuah batu berlobang yang keramat. Sekitar 30 menit hingga 1 jam diperlukan perjuangan akhir dengan menapaki jalur padang rumput yang terjal dan berdebu untuk mencapai Puncak tertinggi gunung Merbabu. Setibanya di Puncak Gunung Merbabu, untuk menuju Puncak Kenteng Songo kita berjalan sekitar 10 menit ke arah Timur.
Di Puncak Kenteng Songo terdapat batu berlobang yang dikeramatkan masyarakat. Di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang / berlubang dengan jumlah 9 buah yang hanya bisa dilihat, menurut penglihatan paranormal. Mata biasa hanya melihat 4 buah batu berlobang.
PEMANDANGAN DI GUNUNG MERBABU
Pemandangan yang terdapat pada Gunung Merbabu dan sekitarnya sangat indah, terutama bila kita berada di puncak Gunung Merbabu. Sebelum kita membahas pemandangan dari dan di puncak kita akan membahas pemandangan Merbabu dari kaki gunung. Banyak terdapat gunung di sekitar Gunung Merbabu, diantaranya Gunung Merapi , Gunung Telomoyo , Gunung Ungaran.
Pemandangan yang sangat indah akan didapat sepanjang perjalanan menuju puncak Gunung Merbabu. Sewaktu kita akan menuju Pos I pemandangan yang terlihat adalah hutan Gunung Merbabu yang berubah fungsi sebagai ladang dan kebun. Kebun yang kita lalui kebanyakan kebun sayur dan kebun Akasia.
Di jalur menuju Pos II kita banyak melewati pohon cemara jarum, pohon pinus dan pohon dengan daun - daun kecil, seperti putri malu.
Di jalur menuju pos III kita juga banyak melewati semak belukar. Di pos III ini terdapat Watu Gubug, sebuah batu berlubang yang dapat dimasuki 5 orang yang juga dikeramatkan penduduk sekitar. Konon merupakan pintu gerbang menuju kerajaan mahluk gaib. Watu Gubug ini penuh dengan coretan para "pecinta alam".
Di jalur menuju pos IV banyak semak dan di jalur ini juga akan terlihat Puncak Antena ( 2800 mdpl ). Di puncak ini terdapat sebuah pondok untuk mengukur cuaca. Dari sini juga puncak Kenteng Songo sudah terlihat jelas. Pemandangan dari puncak Antena sangat indah dan banyakpendaki membuka tenda di sini.
Di pos V ini di kelilingi oleh bukit dan tebing dan terlihat juga kawah Condrodimuko. Menuju puncak Syarif pemandangan yang indah ke arah Gunung Lawu, Gunung Merapi, Gunung Sindoro ,dan Gunung Sumbing. Dari puncak Kenteng Songo kita dapat memandang Gunung Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali.
Di arah Barat tampak Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro yang kelihatan sangat jelas dan indah. Lebih dekat lagi tampak Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Dari kejauhan juga tampak Gunung Lawu dengan puncaknya yang memanjang. Di puncak gunung ini terdapat padang rumput, bunga Edelweis, bukit - bukit berbunga yang sangat indah.
Bunga Edelweis hanya tumbuh di puncak pegunungan dan bunga ini terkenal karena keindahannya. Setelah sejumlah pohon yang dilindungi dijarah sekarang bunga yang dikenal sebagai bunga abadi ini dijarah habis - habisan oleh para oknum. Lokasi tempat bunga tersebut berada kini rata dengan tanah. Dalam ilmu botani, bunga tersebut terbentuk secara alami dari timbunan humus dan memerlukan waktu sedikitnya tahun untuk tumbuh dan berbunga. KiniGunung Merbabu kehilangan salah satu daya tariknya., lantaran Edelweis sudah tak tumbuh normal lagi.
Jalur Pendakian Gn Merbabu Via Cunthel
Merbabu, gunung di wilayah Jawa Tengah yang bersandingan dengan Gunung Merapi berketinggian 3.142 mdpl adalah gunung mati dan tidak aktif lagi. Memiliki lima kawah, yakni kawah Condrodimuko, kawah Kombang, kawah Rebab, kawah Kendang dan kawah Sambernyowo. Sedangkan puncaknya ada dua, yakni puncak Syarif dan puncak Kentheng Songo. Merbabu memiliki banyak jalur, dan salah satunya adalah jalur Cunthel Kopeng.
Untuk menuju ke desa Cunthel dapat ditempuh dari kota Salatiga menggunakan mini bus jurusan Salatiga Magelang turun di areal wisata Kopeng, tepatnya di Bumi perkemahan Umbul Songo. Perjalanan dimulai dengan berjalan kaki menyusuri Jalan setapak berbatu yang agak lebar sejauh 2,5 km, di sebelah kiri adalah Bumi Perkemahan Umbul Songo. Setelah melewati Umbul Songo berbelok ke arah kiri, di sebelah kiri adalah hutan pinus setelah berjalan kira - kira 500 meter di sebelah kiri ada jalan setapak ke arah hutan pinus, jalur ini menuju ke desa Thekelan.
Untuk menuju ke Desa Cunthel berjalan terus mengikuti jalan berbatu hingga ujung. Banyak tanda penunjuk arah baik di sekitar desa maupun di jalur pendakian. Di Basecamp Desa Cuntel yang berada di tengah perkampungan ini, pendaki dapat beristirahat dan mengisi persediaan air. Pendaki juga dapat membeli berbagai barang - barang kenangan berupa stiker maupun kaos.
Setelah meninggalkan perkampungan, perjalanan dilanjutkan dengan melintasi perkebunan penduduk. Jalur sudah mulai menanjak mendaki perbukitan yang banyak ditumbuhi pohon pinus. Jalan setapak berupa tanah kering yang berdebu terutama di musim kemarau, sehingga mengganggu mata dan pernafasan. Untuk itu sebaiknya pendaki menggunakan masker pelindung dan kacamata.
Setelah berjalan sekitar 30 menit dengan menyusuri bukit yang berliku - liku pendaki akan sampai di pos Bayangan I. Di tempat ini pendaki dapat berteduh dari sengatan matahari maupun air hujan. Dengan melintasi jalur yang masih serupa yakni menyusuri jalan berdebu yang diselingi dengan pohon - pohon pinus, sekitar 30 menit akan sampai di Pos Bayangan II. Di pos ini juga terdapat banguanan beratap untuk beristirahat.
Dari Pos I hingga pos Pemancar jalur mulai terbuka, di kiri kanan jalur banyak ditumbuhi alang - alang. Sementara itu beberapa pohon pinus masih tumbuh dalam jarak yang berjauhan.
Pos Pemancar atau sering juga di sebut gunung Watu Tulis berada di ketinggian 2.896 mdpl. Di puncaknya terdapat stasiun pemancar relay. Di Pos ini banyak terdapat batu - batu besar sehingga dapat digunakan untuk berlindung dari angin kencang. Namun angin kencang kadang datang dari bawah membawa debu - debu yang beterbangan. Pendakian di siang hari akan terasa sangat panas. Dari lokasi ini pemandangan ke arah bawah sangat indah, tampak di kejauhanGunung Sumbing dan Gunung Sindoro, tampak Gunung Ungaran di belakang Gunung Telomoyo.
Jalur selanjutnya berupa turunan menuju Pos Helipad, suasana dan pemandangan di sekitar Pos Helipad ini sungguh sangat luar biasa. Di sebelah kanan terbentang Gunung Kukusan yang di puncaknya berwarna putih seperti muntahan belerang yang telah mengering. Di depan mata terbentang kawah yang berwarna keputihan. Di sebelah kanan di dekat kawah terdapat sebuah mata air, pendaki harus dapat membedakan antara air minum dan air belerang.
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif ( Gunung Prenggodalem ) dan ke kanan menuju puncak Kentheng Songo ( Gunung Kentheng Songo ) yang memanjang.
Dari puncak Kentheng songo kita dapat memandang Gunung Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gunung Sumbing dan Sindoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah - olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampakGunung Lawu dengan puncaknya yang memanjang.
Untuk menuju ke desa Cunthel dapat ditempuh dari kota Salatiga menggunakan mini bus jurusan Salatiga Magelang turun di areal wisata Kopeng, tepatnya di Bumi perkemahan Umbul Songo. Perjalanan dimulai dengan berjalan kaki menyusuri Jalan setapak berbatu yang agak lebar sejauh 2,5 km, di sebelah kiri adalah Bumi Perkemahan Umbul Songo. Setelah melewati Umbul Songo berbelok ke arah kiri, di sebelah kiri adalah hutan pinus setelah berjalan kira - kira 500 meter di sebelah kiri ada jalan setapak ke arah hutan pinus, jalur ini menuju ke desa Thekelan.
Untuk menuju ke Desa Cunthel berjalan terus mengikuti jalan berbatu hingga ujung. Banyak tanda penunjuk arah baik di sekitar desa maupun di jalur pendakian. Di Basecamp Desa Cuntel yang berada di tengah perkampungan ini, pendaki dapat beristirahat dan mengisi persediaan air. Pendaki juga dapat membeli berbagai barang - barang kenangan berupa stiker maupun kaos.
Setelah meninggalkan perkampungan, perjalanan dilanjutkan dengan melintasi perkebunan penduduk. Jalur sudah mulai menanjak mendaki perbukitan yang banyak ditumbuhi pohon pinus. Jalan setapak berupa tanah kering yang berdebu terutama di musim kemarau, sehingga mengganggu mata dan pernafasan. Untuk itu sebaiknya pendaki menggunakan masker pelindung dan kacamata.
Setelah berjalan sekitar 30 menit dengan menyusuri bukit yang berliku - liku pendaki akan sampai di pos Bayangan I. Di tempat ini pendaki dapat berteduh dari sengatan matahari maupun air hujan. Dengan melintasi jalur yang masih serupa yakni menyusuri jalan berdebu yang diselingi dengan pohon - pohon pinus, sekitar 30 menit akan sampai di Pos Bayangan II. Di pos ini juga terdapat banguanan beratap untuk beristirahat.
Dari Pos I hingga pos Pemancar jalur mulai terbuka, di kiri kanan jalur banyak ditumbuhi alang - alang. Sementara itu beberapa pohon pinus masih tumbuh dalam jarak yang berjauhan.
Pos Pemancar atau sering juga di sebut gunung Watu Tulis berada di ketinggian 2.896 mdpl. Di puncaknya terdapat stasiun pemancar relay. Di Pos ini banyak terdapat batu - batu besar sehingga dapat digunakan untuk berlindung dari angin kencang. Namun angin kencang kadang datang dari bawah membawa debu - debu yang beterbangan. Pendakian di siang hari akan terasa sangat panas. Dari lokasi ini pemandangan ke arah bawah sangat indah, tampak di kejauhanGunung Sumbing dan Gunung Sindoro, tampak Gunung Ungaran di belakang Gunung Telomoyo.
Jalur selanjutnya berupa turunan menuju Pos Helipad, suasana dan pemandangan di sekitar Pos Helipad ini sungguh sangat luar biasa. Di sebelah kanan terbentang Gunung Kukusan yang di puncaknya berwarna putih seperti muntahan belerang yang telah mengering. Di depan mata terbentang kawah yang berwarna keputihan. Di sebelah kanan di dekat kawah terdapat sebuah mata air, pendaki harus dapat membedakan antara air minum dan air belerang.
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif ( Gunung Prenggodalem ) dan ke kanan menuju puncak Kentheng Songo ( Gunung Kentheng Songo ) yang memanjang.
Dari puncak Kentheng songo kita dapat memandang Gunung Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gunung Sumbing dan Sindoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah - olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampakGunung Lawu dengan puncaknya yang memanjang.
Jalur Pendakian Gn Merbabu via Tekelan
JALUR KOPENG TEKELAN

Dari kopeng terdapat banyak jalur menuju ke Puncak, namun lebih baik melewati desa tekelan karena terdapat Pos yang dapat memberikan informasi maupun berbagai bantuan yang diperlukan. Pos Tekelan dapat ditempuh melalui bumi perkemahan Umbul Songo.
Di bumi perkemahan Umbul Songo Anda dapat beristirahat menunggu malam tiba, karena pendakian akan lebih baik dilakukan malam hari tiba dipuncak menjelang matahari terbit.
Pos Tekelan
Dari tekelan perjalanan dimulai dengan menuju ke pos Pending yang merupakan pos bayangan. Perjalanan ini dapat di tempuh selama 1 jam dengan jarak 1200 m.
Pos Pending
Di pos ini anda dapat beristirahat, dipos ini banyak terdapat air dan juga tersedia gubug tempat untuk bermalam.
Pos ini memiliki ketinggian 1800 m dpl, terdapat persimpangan antara jalur utama ke kiri dan jalur alternatif ke kanan.
Pos Pending-Pos I
Perjalanan dari pos pending ke pos 1 (Gumuk) dengan ketinggian 2260 m dpl dapat di tempuh dengan waktu 1 jam 30 menit dengan jarak 1507 m melewati sungai kaliwoso dan kemudian pereng putih di sebelah kanan jalan.
Setelah melewati pereng putih, 5 menit kemudian kita akan sampai di sungai kethekan. dari sungai kecil itu untuk mencapai Pos 1 akan menghabiskan waktu 20 menit.
Pos 1 - Pos 2
Perjalanan Pos 1 ke Pos 2 dengan waktu tempuh 1 jam dengan jarak 785 m. Disini ada 2 jalur, dipos 2 memiliki ketinggian 2450 m dpl.
Pos 2 - Pos 3
Dapat ditmpuh dengan waktu 1 jam dengan jarak 724 m. disini ada 3 jalur. Pos watu gubug ditandai dengan adanya rangka besi-besi sisa bangunan. dalam jarak 50 meter sebelum watu gubug terdapat pertemuan antara jalur ngaduman sebelah kiri dan jalur tekelan sebelah kanan.
Pos 3 - Pos 4
Dapat ditempuh dengan waktu 45 menit dengan jarak 453 meter. Di pos 4 terdapat menara relay milik TNI AD. Pemancar merupakan jalur pertemuan antara jalur cunthel dengan jalur genikan. Kedua jalur Tekelan di Watu Gubug.
Pos 4- Pos 5
Dapat ditempuh dengan waktu 30 menit dengan jarak 630 meter. Sebelum mencapai pos 5 kita akan melalui helipad, sebuah tempat datar yang berada disebelah kawah candradimuka.
Pos 5 - Simpang (Puncak Syarif dan Puncak Kenteng Songo)
Dapat Ditempuh dengan waktu 45 menit jarak tempuh 627 meter. dengan melalui jembatan setan dan mendaki tanjakan terjal, kita akan sampai jalan datar yang dikenal dengan geger sapi. medan berikutnya adalah punggungan-punggungan bukit.
Simpang - Puncak Syarif (kiri)
Dapat ditempuh dengan waktu 10 menit dengan jalan yang menanjak. Dipuncak syarif ada pertamuan jalur Pantaran dan Jalur Ngagrong (Boyolali).
Simpang - Puncak Kenteng Songo
Dapat ditempuh dengan waktu 45 menit dengan jarak 443 meter. Perjalanan melalui punggungan- punggungan dan tebing yang dapat dilalui melintas satu per satu, melalui tanjakan terjal yang dikenal dengan ondho rante. Perjalanan dari tebing menuju puncak kenteng songo hanya butuk waktu 5 menit.
Jalur Pendakian Gn Merbabu Via Wekas
Gunung Merbabu terletak di jawa tengah dengan ketinggian 3.142M dpl pada puncak Kenteng Songo. Gunung Merbabu berasal dari kata "meru" yang berarti gunung dan "babu" yang berarti wanita. Gunung ini dikenal sebagai gunung tidur meskipun sebenarnya memiliki 5 buah kawah: kawah Condrodimuko, kawah Kombang, Kendang, Rebab, dan kawah Sambernyowo.

Terdapat 2 buah puncak yakni puncak Syarif (3119m) dan puncak Kenteng Songo (3142m). Puncak Gn.Merbabu dapat ditempuh dari Cunthel, Thekelan, (Kopeng / Salatiga) Wekas (Kaponan / Magelang) atau dari selo (Boyolali). Perjalanan akan sangat menarik bila Anda berangkat dari jalur Utara (Wekas, Cunthel, Thekelan) turun kembali lewat jalur selatan (Selo).
Pemandangan yang sangat indah dapat disaksikan disepanjang perjalanan tersebut. Banyak terdapat gunung disekitar gunung Merbabu, diantaranya Gn. Merapi, Gn.Telomoyo, Gn.Ungaran. Gunung Merbabu ini membentuk garis deretan gunung berapi ke arah utara Merapi - Merbabu - Telomoyo - Ungaran.
JALUR WEKAS
Untuk menuju ke Desa Wekas kita harus naik mobil Jurusan Kopeng - Magelang turun di Kaponan, yakni sekitar 9 Km dari Kopeng, tepatnya di depan gapura Desa Wekas. Dari Kaponan pendaki berjalan kaki melewati jalanan berbatu sejauh sekitar 3 Km menuju pos Pendakian.

Jalur ini sangat populer dikalangan para Remaja dan Pecinta Alam kota Magelang, karena lebih dekat dan banyak terdapat sumber air, sehingga banyak remaja yang suka berkemah di Pos II terutama di hari libur. Wekas merupakan desa terakhir menuju puncak yang memakan waktu kira-kira 6-7 jam. Jalur wekas merupakan jalur pendek sehingga jarang terdapat lintasan yang datar membentang. Lintasan pos I cukup lebar dengan bebatuan yang mendasarinya. Sepanjang perjalanan akan menemui ladang penduduk khas dataran tinggi yang ditanami Bawang, Kubis, Wortel, dan Tembakau, juga dapat ditemui ternak kelinci yang kotorannya digunakan sebagai pupuk. Rute menuju pos I cukup menanjak dengan waktu tempuh 2 jam.

Pos I merupakan sebuah dataran dengan sebuah balai sebagai tempat peristirahatan. Di sekitar area ini masih banyak terdapat warung dan rumah penduduk. Selepas pos I, perjalanan masih melewati ladang penduduk, kemudian masuk hutan pinus. Waktu tempuh menuju pos II adalah 2 jam, dengan jalur yang terus menanjak curam.

Pos II merupakan sebuah tempat yang terbuka dan datar, yang biasa didirikan hingga beberapa puluhan tenda. Pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur Pos II ini banyak digunakan oleh para remaja untuk berkemah. Sehingga pada hari-hari tersebut banyak penduduk yang berdagang makanan. Pada area ini terdapat sumber air yang di salurkan melalui pipa-pipa besar yang ditampung pada sebuah bak.

Dari Pos II terdapat jalur buntu yang menuju ke sebuah sungai yang dijadikan sumber air bagi masyarakat sekitar Wekas hingga desa-desa di sekitarnya. Jalur ini mengikuti aliran pipa air menyusuri tepian jurang yang mengarah ke aliran sungai dibawah kawah. Terdapat dua buah aliran sungai yang sangat curam yang membentuk air terjun yang bertingkat-tingkat, sehingga menjadi suatu pemandangan yang sangat luar biasa dengan latar belakang kumpulan puncak - puncak Gn. Merbabu.

Selepas pos II jalur mulai terbuka hingga bertemu dengan persimpangan jalur Kopeng yang berada di atas pos V (Watu Tulis), jalur Kopeng. Dari persimpangan ini menuju pos Helipad hanya memerlukan waktu tempuh 15 menit.

Suasana dan pemandangan di sekitar Pos Helipad ini sungguh sangat luar biasa. Di sebelah kanan terbentang Gn. Kukusan yang di puncaknya berwarna putih seperti muntahan belerang yang telah mengering. Di depan mata terbentang kawah yang berwarna keputihan. Di sebelah kanan di dekat kawah terdapat sebuah mata air, pendaki harus dapat membedakan antara air minum dan air belerang.

Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan.

Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Prengodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.

Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gn.Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn.Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn.Lawu dengan puncaknya yang memanjang.